Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (SAW) atau biasa disebut Maulid Nabi atau Maulud saja adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Di Indonesia tiap tanggal 12 Rabiul Awal Hijriyah Pemerintah menjadikan hari libur nasional untuk menghormati hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Peringatan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Pada hari Jum’at, 22 Oktober 2021 SMK Muhammadiyah Salatiga menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertempat di halaman masjid sekolah. Acara dibuka dengan shalat dhuha berjamaah yang dipimpin oleh Drs. Amir Hafilin dilanjutkan sambutan oleh Kepala Sekolah, Drs. Muhammad Busri, M. Pd. Selanjutnya acara pengajian dengan mau’idhoh hasanah oleh Ustadz Nur Kholis, S. Ag, M. Pd.
“Peringatan Maulid Nabi bukan hanya sebagai kebahagiaan kita atas kelahiran Nabi tapi juga cara kita mengenal Nabi. Adanya kita ini karena cahaya Nabi Muhammad. Sehingga sebaiknya kita peringati maulid setiap hari, salah satunya dengan rutin membaca shalawat.” jelas ustadz Kholis.
Pada kesempatan tersebut, ustadz Kholis menyampaikan beberapa point penting yaitu mengenai sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW, mengenal kepribadian Nabi Muhammad SAW, dan mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Beliau juga menyampaikan tentang buku karya Michael Hart (Amerika Serikat) berjudul “100 Tokoh Berpengaruh Di Dunia”. Buku ini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Dalam buku tersebut, Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia berpengaruh sepanjang sejarah melebihi tokoh lainnya. Lahir dari keluarga sederhana yang jauh dari pusat peradaban. Menurut ulasan Hart, meskipun kondisi tersebut namun Nabi Muhammad SAW menjadi tetap menjadi seorang yang terjaga dan tidak terlibat dalam tindakan penyimpangan sosial yang menjadi tradisi masyarakat Arab pada masa jahiliyah.
Dalam buku tersebut, Hart mengatakan bahwa Muhammad menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Tuhan. Tidak pernah sekalipun Muhammad berbohong, menipu, berzina atau mabuk-mabukkan sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat Arab di masa itu.
.
Di akhir kajian beliau berpesan kepada para siswa dan seluruh jamaah pengajian untuk menjadikan Sosok Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam segala aspek kehidupan, banyak sekali pelajaran berharga yang penuh dengan makna dan hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Memanfaatkan masa – masa muda untuk fokus menimba ilmu, untuk bekerja keras, untuk membangun relasi atau hubungan baik kepada sesama manusia, tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat merupakan langkah awal meteladani Nabi Muhammad SAW. []